Actuating [AAM]
I.
PENGERTIAN ACTUATING
Di dalam bahasa inggris
ada lima istilah yang artinya hampir sama, tetapi maknanya berbeda untuk
pengertian ‘menggerakkan orang lain’ seperti dijelaskan berikut :
1.
Directing,
yakni menggerakkan orang – orang lain dengan memberikan berbagai pengarahan.
2.
Actuaing,
yakni menggerakkan orang lain dalam arti umum
3.
Leading,
yakni menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri dimuka orang – orang
yang digerakkan, membawa mereka ke suatu tujuan tertentu serta memberkan contoh
– contoh
4.
Commanding,
yakni menggerakkan orang lain disertai dengna unrus paksaan
5.
Motivating,
yakni menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu, memberikan alasan –
alasan mengapa hal itu harus dikerjakan.
Dalam literatur
tentang manajemenn, istilah yang digunakan untuk ‘penggerakan’ bermacam –
macam, seperti motivating, comanding, directing dan actuating. Istilah –
istilah itu pada dasarnya mempunyai satu kesamaan maksud, yaitu menunjukkan
proses menggerakan bawahan dalam mencapai tujuan organisasai yang telah
ditentukan dalam planning maupun dalam tujuan organisasi secara luas. Dalam
pengertian singkat, penggerakan atau actuating dapat diartikan dengan “Proses
pemberian dorongan bekerja terhadap bawahan agar mereka mau bekerja degan
ikhlas secara efektif, efisien demi tercapainya organisasi”.
Banyak yang arti
yang dikemukkakan para ahli, manajemen mengenai ketiga manajemen diatas, yaitu actuating
atau penggerakkan. Arifin mencoba meramu dan merangkumnya menjadi sebuah
definisi sebgai berikut :
“Penggerakan pada
haikakatnya merupakan suatu usaha menggerakkan orang atau orang – orang untuk
suka dan dapat bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.”
Actuating adalah
suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha
organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan
secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership (pimpinan), perintah,
komunikasi dan conseling (nasehat).
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa
hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaranperusahaan dan
sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan
(actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untukmengerjakan
sesuatu jika :
1.
Merasa
yakin akan mampu mengerjakan,
2.
Yakin
bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi
dirinya,
3.
Tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yanglebih penting, atau
mendesak,
4.
Tugas
tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.
Actuating berkenaan dengan
fungsi manajer untuk menjalankan tindakan dan melaksanakan pekerjaan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Actuating
merupakan implementasi dari apa yang direncanakan dalam Planning dengan
memanfaatkan persiapan yang sudah dilakukan Organizing (Wibowo).
Hersey
dan Blanchard mengemukakan bahwa actuating atau motivating adalah kegiatan
untuk menumbuhkan situasi yang secara langsung dapat mengarahkan
dorongan-dorongan yang ada dalam diri seseorang kepada kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sementara
Wilson Bangun mengemukakan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi yang
mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu kegiatan yang
berlangsung secara sadar.
Untuk menggerakkan
orang atau orang – orang agar mau bekerja bukanlah hal yang mudah. Manajer
harus memiliki kemampuan dan seni menggerakkan mereka. Kemampuan dan seni ini
disebut kepemimpinan (Leadership).
Sebagaimana diketahui, manusia bukan mesin. Manusia adalah mahkluk yang
punya perasaan, martabat, cita – cita, keinginan, harapan. Setiap orang ingin
kebahagiaan, kesejahteraan, ingin bebas, dihargai, memperoleh kemajuan dan lain
sebaginya
Untuk memenuhi
kebutuhan – kebutuhan itu, maka manusia merasa perlu untuk berorganisasi. Akan
tetapi, organisasi secara formal juga mempunyai tujuan agar tujuan organisasi
bisa dicapai dengan baik, maka pemimpin atau manajer adalah suatu organisasi
harus mampu mengsingkronkan tujuan individu – induvidu organisasi dengan tujuan
organisasi itu sendiri.
Contohnya disebuah
perusahaan. Tujuan perusahaan tertentu adalah memperoleh laba yang besar. Namun
sebaliknya, orang – orang yang bekerja di perusahaan itu juga mempunyai tujuan
yang bersifat individu seperti ingin sejahtera, ingin dianggap penting, ingin
mecapai cita – cita dan sebagainaya. Agar perusahaan itu bisa survive,
maka pimpinanya harus dapat mengsinkronkan tujuan organisasi atau perusahaan
dengan tujuan individu- individu yang ada didalamnya
Dalam melakukan
fungsi manajeman (POAC), yakni actuting atau penggerakkan, maka harus
dipahai dalam sebuah organisasi harus terdapat singkronisasi terhadap tujuan
organisasi sebagai keseluruhan dengan anggota organisasi. Sukses tidaknya
pimpinan organisasi dalam melaksanakan fungsi actuating. Sangat
tergantung dalam kemampuan pimpinan mengsinkronkan tujuan tersebut. Pemimpin
harus memahami para bawahan untuk begabung dengan organisasi. Motif itu adalah
pemuasan kebutuhan. Kebutuhan manusia itu secara garis besar ada dua yaitu
kebtuhan material dan non –material.
II.
FUNGSI
– FUNGSI ACTUATING
Fungsi actuating lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam
organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan pergerakan dan pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM
harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kempetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visii, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
Adapun fungsi pokok penggerakan didalam manajemen
adalah sebagai berikut :
a.
Mempengaruhi
orang – orang supaya bersedia menjadi pengikut .
b.
Menaklukkan
daya tolak orang – orang
c.
Membuat
seseorang atau orang – orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik
d.
Mendapatkan,
memelihara dan memupuk kesetiaan padapimpinan, tugas, dan organisasi tempat
mereka bekerja.
e.
Menanamkan,
memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seorang atau orang – orang terhadap
Tuhan-nya, Negara dan masyarakat.
III.
PRINSIP – PRINSIP ACTUATING
Prinsip – prinsip penggerakan
mengendalikan fungsi manajemen, adapun prinsip – prinsipnya terdiri dari :
a.
Pengarahan
harus jelas
b.
Pengarahan
diberikan satu persatu
c.
Pengarahan
harus positif
d.
Pengarahan
harus diberikan kepada orang yang tepat
e.
Pengarahan
harus erat dengan motivasi
f.
Perintah
satu aspek berkomunikasi
Para ahli juga
menjabarkan prinsip - prinsip penggerakan
salah satunya Kurniawan (2009) yang terdiri dari :
1.
Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya
2.
Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
3.
Menanamkan
pada manusia keinginan untuk melebihi
4.
Menghargai
hasil yang baik dan sempurna
5.
Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
6.
Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7.
Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Beberapa prinsip yng dilakukan oleh pimpinan perusahaan
dalam melakukan actuating yaitu :
1.
Prinsip
mengarah kepada tujuan
Tujuan pokok dari pengarhan nampak pada prinsip yang menyatakan
bahwa makin efektofnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan
terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri, dan
perlu mendapatkan dukungan dari faktor – faktor lain seperti : perencanaan,
struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif, dan
kemapuan untuk meningkatkan kemampuan bawahan
2.
Prinsip
keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja dapat memenuhi kebutuhannya yang
mungkin tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka menghendaki
demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang begitu besar dan
kebutuhan mereka mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing
individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-ornag untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila
mereka dapat bekerja dengan baik dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk lmencapai ujuan organisasi.
3.
Prinsip
kesatuan komando
Prinsip
kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung
jawab para bawahan yang memiliki satu jalur dalam melaporkan segala
kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan
didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab
kepada mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
IV. PROSES
ACTUATING
Proses Actuating (Penggerakan) merupakan
macam – macam penggerakan yang terdiri dari :
a.
Memberikan
Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada
orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan
tertentupada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan dan
diajukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa aus perintah ini
mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain
yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada dibagian lain.
b.
Memberikan
Pengarahan
Dalam menejemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks
karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dari berbagai tingkah laku yang
berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula.
c.
Memberikan
Pedoman
d.
Nasehat
serta Keterampilan dalam berkomunikasi
Komunikasi merupakan salah satu kunci utama dalam
kesuksesan suatu pergerakan, dalam berkomunikasi yang baik harus berprinsip
menjawab pertanyaan Who (siapa), Why (kenapa), How (Bagaimana),
What (Apa), When (kapan) dan Where (dimana).
V.
METODE
ACTUATING
pola dasar kepemimpinan ada dua
pola dasar kepemimpinan formal dan pola dasar kepemimpinan informal.
1.
Pola kepemimpina formal
Kepemimpinan formal ada secara resmi pada seseorang
yang diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Hal ini tampak pada berbagaiketentuan
yang mengatur hierarki orgaisasi dalam bagan organisasi.
2.
Pola kepemimpinan informal
Kepemimpinan informal tidak didasarkan pada
1.
Kemampuan memikat hati orang
2.
Kemampuan membina hubugan yang serasi ndengan
orgnosasi atau oramg lain
3.
Penguasa antara tujuan organisasi yang hendak
dicapai
VI.
UNSUR ACTUATING
Kepemipinan merupakan
pekerjaan yang dilakukan seorang menejer yang menyebkan orang lain
bertindak, sehingga kemampuan menejer dapat diukur dari kemampuannya dalam
menggerakkan orag-orang lain untuk bekerja.
Oleh karena itu, seorang menejer profesional harus mendapatkan
tindakan efektif dari orang-orang yang setaraf., kelompok-kelompok staf serta
badan-badan dilur organisasi. Selain itu perlu memperoleh tindakan yang efektif
dari atasannya. Kepemimpinan adalah seni kemampuan mempengaruhi perilaku dan
kemampuan untuk mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka
sesuai degan perilaku yang diinginkan.
Dengan kata lain, kepemimpinan ianlah salah satu posisi yang
berupa kemampuan untk mempengaruhi orang lain agar dapat menimbulkan interaksi
untuk kerja sama dalam mencapai tujuan organisasi.
Pwmimpin adalah manusia, artinya mereka yang mempunyai
karakteristik atau kemampuan sebagamana yang disebutkan terdahulu. Dalam hal
ini, pemimpin menurut sosiologi adalah orang
yang paling tepat dengan tinakan dengan merealisasikan norma-norma
kelompok yang paling bertaggung jawab terhadap peraturan agar dipatuhi oleh
semua anggotanya.
Pada hakikatnaya seorang dapat disebut pemimpin ketika dia
dapat mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan tertentu, walaupun tidak
ada kaitan-kaitan formal dalam organisasi. Pengertian kepemimpinan timbul
berdasarkan unsur-unsur berikut :
1.
Ada orang yang dipengaruhi
2.
Ada orang yang mempengaruhi
3.
Ada pengarahan dari yang mempengaruhi
Dalam konteks menejemen kepemimpinan harus diartikan sebagai
kemampuan utuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela, mampu dan
mengikuti keinginan pemimpin emi tercapainya tujuan yang ditentukan sebelumnya
dengan efisien, efektif, dan ekonomis.
Kepemimpinan mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya
memberikan perintah – perintah. Dasar untuk pemimpin demi tercapainya kemajuan
perusahaaan ialah menyadari :
1.
Seseorang harus mendapatkan salah satu sumber
kepuasa yang besar di dalam pekerjaanya, misalna adanya pengakuan terhadap
kebutuhan manusia
2.
Tugas seorang manajer adalah menciptakan syarat –
syarat yang membantu bawahanya mendapatkan keputusan dalam pekerjaanya.
3.
Setiap orang ingin memikul tanggung jawab.
VII. TAHAP
– TAHAP ACTUATING
Pengangkatan, ia tidak terlihat dalam hierarki atau bagan
organisasi. Evektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan
penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang
1.
Bisanya kepemimpinan informal didasarkan pada kriteria
sebagai menetapkan tugan masing-masing
2.
Menentukan cara terbaik dalam penetapan tugas
3.
Menentukan strutr organisasi dalam perusahaan
4.
Meneliti dan mengawasi agar apa yang diperintahkan
berjalan baik, seperti ditagan pemilik perusahaan yang sekaligus pemi pin
perusahaan
Tindakan yang harus dilakukanoleh pemimpin
1.
Menganalisis organisasi atau kelompok yang
dipimpinnya
2.
Membina struktur organisasi
3.
Mengambil inisiatif
4.
Mencapai tujuan organisasi
5.
Menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi
6.
Menciptakan kekompakan
7.
Menumbuhkan rasa bahagia bagi semua anggota
organisasi
8.
Sintalitas
9.
Harus bekerja dengan menggunakan filosofi organisasi
yang dipimpinnya.
VIII. OUTPUT
ACTUATING
Ouput atau hasil dari actuating adalah pengaplikasian
penggerakan sendiri. Dalam melakukan actuating pegarahan yang dilakukan dapat
berupa orientasi. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan
informasi yang perlu agar kegiatan dapat dilakukan dengan baik, orientasi ini
perlu diberikan kepada pegawai – pegawai lama agar mereka tetap memahami akan
peranannya. Informasi yang diberikan berupa :
a. Tugas itu sendiri
b. Tugas lain yang ada hubungannya
c. Ruang lingkup tugas
d. Tujuan dari tugas
e. Delegasi wewenang
f. Cara melaporkan dan cara
menguur prestasi kerja
g. Hubungan antara masing – masing
tenaga kerja
h. Perintah
IX. KENDALA
ACTUATING
Kegagalan menejer dalam
menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena menejer kurang memahami
hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia
yang dikemukakan oleh Maslow, di negara berkembang yang menjadi prioritas
adalah kebutuhan fisik, rasa aman dan diterima oleh lingkungan, sedangkan
dinegara maju kebutuhan yang mennjol adalah aktualisasi diri dan self esteem.
Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja san produktivitas kerja.
Comments
Post a Comment