Kelahiran dan Perkembangan Fasisme di Jerman
FASISME DI JERMAN (1933 – 1945)
KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN FASISME DI JERMAN
Nazisme di Jerman merupakan ideologi Fasisme
yang dipengaruhi oleh pemikiran yang chauvinistis-radikal. Nazisme mucul di
Jerman ketika Jerman kalah dalam perang dunia II. Dalam perang dunia II, Jerman
harus menyepakati Perjanjian Versailles yang sangat merugikan Jerman. Hal ini
menyebabkan kehidupan rakyat Jerman menderit,timbul gerakan komunis yang hendak
menggulingkan pemerintah. Dengan demikian, Jerman menghadapi dua serangan yaiu
dari pihak sekutu dan pihak komunis di dalam negerinya sendiri. Jerman akhirnya
menyerah tahun 1918. Kaisar Wilhelm II turun tahta.
Kemudian Friederich Ebert dengan partai
sosialis Jerman membentuk pemerintah baru yang disebut Republik Jerman sehingga
Friederich Ebert menjadi presiden pertama Jerman (1919 – 1925). Republik Jerman yang baru saja berdiri harus menghadapi keadaan yang sulit.
Perekoomian rakyat belum sembuh benar, sementara itu daerah kekuasaan Jerman
menjadi terpecah – pecah dan terjadi banyak huru – hara. Beban perang yang
berupa hutang kepada sekutu sangat besar dan tak terbayarkan. Sampai tahun
1923, Jerman tidak mampu membayar 132 milyar Mark emas kepada Sekutu.
Akibat kondisi Jerman yang buruk, tentara
Perancis berhasil menduduki daerah Ruhr yang kaya akan barang tambang.
Pendudukan tentara Perancis ini disambut dengan pemogokan buruh. Selanjutnya
diadakan Perjanjian di Locarno yang isinya tentara Perancis harus ditarik
mundur pada tahun 1925. Amerika serikat yang melihat Jerman dalam
keadaan kondisi kesulitan ekonomi ingin membantu. Amerika serikat melihat
Jerman masih mempunyai potensi di biang perekonomian. Sektor yang harus
diperhatika hanya keuangan. Jerman diberi pinjaman sebesar 250.000.000 dollar
dengan harapan Amerika Serikat dapat menanam modal dan memasarkana hasil
industri di Jerman. Semua ini dituangkan dalam Dawes Plan (1924) yang isinya
sebagai berikut:
1.
Perancis segera mengundurka diri dari daeah Ruhr.
2.
Pembayaran hutang Jerman dapat diperingan.
3.
Pinjaman sejumlah uang dari Amerika Serikat untu
membangun industri dan perdagangan Jerman.
Pada masa pemerintahan Presiden Ebert terjadi beberapa
kudeta. Salah satunya dilakukan oleh seorang fasis Austria bernama Adolf
Hitler. Saat itu Hitler merupakan anggota Partai Nasional Buruh Sosialis Jerman
(NAZI). Akibat kudeta tersebut Hitler ditangkap dan dimasukkan penjara[1].Di
dalam penjara Hitler menulis buku
autobiografi yang berjudul Mein Kampf (Perjuanganku). Dalam buku itu, ia menuangkan
pikiranya da dapat dijadikan pedoman menuju Fasisme[2].
Setelah presiden Ebert meninggal pada tahun 1925, pemerintahanya digantikan
oleh Paul Von Hindenburg. Pada masa Hindenburg inilah Jerman menjadi anggota
LBB tahun 1926. Pada pemilu tahun 1932 Hindenburg terpilih kembali sebagai
presiden. Pada masa pemerintahannya, Jerman masih ditandai krisis ekonomi yang
sangat hebat. Saat itu, Hitler yang telah bebas dari penjara dan menjadi
pemimpin NAZI menjadi orang kedua dalam pemerintahan Hindenburg.
Para pengikut Hitler seringkali melakukan kekerasan dan intimidasi untuk
memperleh banyak kursi diparlemen. Alhasil, pada pemilu tahun 1933 NAZI memang
akhirnya memperoleh kursi terbanyak dalam parlemen Jerman. Hitler diangkat
sebagai kanselir oleh Hindenburg pada Januari 1933. Inilah titik awal munculnya
fasisme di Jerman. Saat terjadi kemelut politik yang ditandai dengan dibubarkannya parlemen pada bulan Februari 1933,
Hitler mengumumkan kondisi darurat dan meminta pemilu. Hitler memperoleh
kekuasaan penuh di Jerman pada bula April 1933. Hitler melaksanakan
pemerintahan satu partai. Saat itu Jerman keluar dari LBB.
Setelah Hindenburg meninggal, Hitler diangkat sebagai “Fuhrer of third Reich” (pimpinan kekaisaran Jerman). Pada masa
pemerintahan Hitler, Nazisme berkembang dengan cepat di seluruh Jerman. Nazisme ini dapat berkembang dan tumbuh subur di Jerman karena menawarkan
beberapa hal, seperti dibawah ini:
1. Nasionalisme. Semangat nasionalisme Jerman
telah lama ada. Semangat tersebut menjadi kuat ketika Jerman mengalami
kekalahan di Perang Dunia I dan ditekan oleh Perjanjian Versailles. Hitler
berhasil mengobarkan semangat anti-yahudi dan kebangsaan orang Jerman sebagai
bangsa yang besar. Ia membangun militer yang kuat. Jiwa patriotik Jerman
sebagai bangsa nomor satu di dunia digembor – gemborkannnya dengan dalih ras
Arya merupakan ras unggul.
2. Semangat untuk mencintai Jerman ini disebut
chauvinistis. Mereka harus selalu mendahulukan negara Jerman seerti semboyang
yang selalu didengung – dengungkan sejak lama “Deutschland Uber Alles” (Jerman
di atas semuanya). Jerman berada di atas dan harus menguasai dunia.
3. Proteksi bagi buruh. Sudah lama Jerman menjadi
negara industri sehingga dapat dipastikan bahwa jumlah tenaga buruh sangat
besar. Hal ini disadari sepenuhnya oleh para pemimpin pemerintah dan pemimpin
partai sehingga keberadaan buruh ini dimanfaatkan. Buruh dirangkul dan
dimasukkan ke dalam partai. Tenaga buruh sangat bermanfaat untuk pengerahan
massa. Pada permulaan keberadaan Nazi, buruh dimanfaatkan untuk kepentingan
partai.
Untuk mencapai kejayaan Jerman,
Adolf Hitler melakukan beberapa tindakan, tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Menolak isi Perjanjian Versailes.
2. Membangun angkatan perang yang kuat.
3. Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang
Yahudi.
4. Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia
(Poros Roberto).
5. Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
Dalam kekuasaan Hitler, atas kondisi ekonomi Jerman yang sangat kacau.
Hitler menyalahkan kaum Yahudi[3].
Dengan dasar itulah Hitler mengeluarkan Hukum Nuremberg yang isinya sebagai
beikut:
1. Pencabutan kewarganegaraan kaum Yahudi.
2. Larangan Yahudi menikah non-yahudi.
3. Yahudi dipaksa untuk tinggal di ghetto dan
dipaksa mengenakan tanda bintang kuning sebagai tanda orang yahudi.
Partai Nazi mebentuk pasukan Gestapo (Geheime Staat Polize). Gestapo
merupakan polisi rahasia Jerman yang bertugas mencari dan menghukum para
penentang Nazi. Agen – agennya menyusup ke berbagai organisasi gelap anti-Nazi.
Selain Gestapo, dibentuk pula SA (Strum Abseihing) dan SS (Schutz Staffel),
pasuka rahasia pengawal negara yang dipimpin oleh Goering. Pasukan ini sangat
menakutkan, berseragam coklat dengan tanda pangkat swastika. Pasukan ini selalu
meneriakkan HeilHitler (Hidup Hitler).
Adolf Hitler juga dikelilingi oleh orang – orang kepercayaannya seperti
Heinrich Himmler, Herman Goering, dan Joseph Gobbel. Jenderalnya yang terkenal
adalah Erwin Rommel, yang diangkat sebagai komando tertinggi Tiger of The
Dessert.[4] Pada bulan November 1938, NAZI menyerang kaum yahudi di seluruh Jerman.
Harta dan sinagog dihancurkan. Sekitar 30.000 yahudi ditawan, kejadian ini
merupakan awal pembantaian yahudi di Jerman.
Adolf Hitler
mengancam seluruh Eropa dengan kekuatan ketentaraan Jerman pada akhir tahun
1938. Hitler telah menguasai tambahan sepuluh juta orang dibawah
pemerintahannya[5].
Untuk mewujudkan semboyan sebagai bangsa yang
unggul, Hitler menghancurkan segala bentuk Demokrasi dan menyiapkan diri untuk mengadakan agresi terhadap negara – negara lain yang
berdaulat.
B. PENGARUH FASISME DI JERMAN
Kemunculan dan perkembangan Fasime di Jerman,
menyebabkan banyak sekali perubahan dan pengaruh terhadap Jerman, pengaruh
fasisme di Jerman adalah sebagai berikut:
1. Hilangnya sistem Republik dan Demokrasi,
kemudian diganti pemerintahan satu partai berbau Fasisme yaitu partai NAZI,
yang mana partai tersebut berkuasa penuh terhadap pemerintahan secara totaliter
dan radikal, sehingga keputusan pemerintah bersifat mutlak dan bersifat memaksa.
2. Semangat ras Arya adalah ras unggul
menyebabkan Jerman mengadakan pencaplokan tehadap ras lain dan negara lainnya.
3. Semangat anti-yahudi, menyebabkan keadaan kaum
yahudi tercengkam. Hampir selama tujuh tahun sekitar 6 juta orang Yahudi,
Gypsi, kaum Gay, dan penduduk kulit berwarna dimasukkan ke kamp – kamp
konsentrasi.
4. Kehendak pemimpin dianggap selalu benar dan
tidak dapat diganggu gugat menyebabkan aspirasi rakyat sulit diterima.
5. Rasialisme dalam peerintahan menyebabkann pemaksaan
kehendak kekerasan terhadap rakyat Jerman adalah hal yang biasa.
6. Pemerintahan yang Totaliterisme mengakibatkan gender
terbagi menjadi kelas satu dan kelas dua sehingga warga Jerman terutama wanita
tidak dapat bergerak bebas dikarenakan pemerintah mengontrol semua bidang manusia.
7. Fasisme yang menguat menyebabkan terjadinya
banyak perang, bahkan fasisme menyebabkan perang besar dunia yang populer
disebut Perang Dunia II.
[1] Alfian,
Magdalia., Suhartono, Sudarini., Soeyono, Nurliana. D. 2003. Sejarah 2 Nasional dan Umum. Jakarta:
Erlangga. hal 87 - 88
[3]
Archer, Jules. 2004. Kisah Para
Diktator : Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis, Despotis dan Tiran. Yogyakarta:
Narasi. hal 21
[4] Alfian,
Magdalia., Suhartono, Sudarini., Soeyono, Nurliana. D. 2003. Op. Cit. hal 89
[5]
Bero, Vincent. 2007. Mussolini
diantara baying – baying Hitler dan Romantika Clara Petacci. Jakarta :
Transmedia Pustaka. hal 15
Comments
Post a Comment