Organizing [AAM]
PENGERTIAN
Pengorganisasian
merupakanproses yang menghbngkan orang – orang secara efektif, sehingga mereka
dapat bekerja sama dan dengan demikian memperoleh tujuan tertentu. Dalam proses
pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi
sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja
organisasi tertentu. Kerangka kerja tersebut disebut sebagai desain orgnisasi.
Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur
organisasi (organization structure). Struktur organisasi pada dasarnya
merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumberdaya
organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang
dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasidan
dikomunikasikan.
Menurut
Nickles, McHugh and Mchugh organizing atau pengorganisasian adalahproses
yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua
pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisienguna pencapaian
tujuan organisasi.
UNSUR - UNSUR
a.
Individu dalam Organisasi
Kinerja individu merupakan pondasi dari kinerja organisasi. Oleh
karena itu, untuk menciptakan manajemen yang efektif, memahami perilaku
individu sangatlah penting, seperti diilustrasikan seperti contoh berikut :
Tted
Johnson telah menjadi perwakilan lapangan untuk sebuah produsen obat besar
sejak dia lulus dar universitas tujuh tahun yang lalu. Sehari-hari ian menelpon
apoteker, rumah sakit, klinik, dan apoteker sebagaiperwakilan dari banyak obat
yang dibuat oleh peruahaannya. Selama bekerja, tingkat penjualan untuk semua obat
utama perusahaannya meningkat, dan dia memenangkan tiga penghargaan penjualan
nasional yang diberikan oleh perusahaan. Kemari Ted dipromosikan menjadi
menejer penjualan untuk tujuh negara bagian. Dia tidak lagi akan menjual tapi
akan mengelola dari 15 perwakilan lain. Ted menerima promosi tersebut karena
dia yakin dan dia tahu cara utuk memotivasi dan memimpin tenaga penjualan. Dia
berkomentar :”saya tahu profil kepribadian dari tenaga yang berhasil. Mereka
adalah orang yang spesial. Saya tahu apa yang diperlukan mereka untuk bekerja.
Ingat bahwa saya pernah menjadi salah satu dari mereka. Saya tahu nilai dan
sikap mereka dan apa yang diperlukan untuk memotivasi mereka, saya tahu saya
dapat memotivasi tenaga penjualan.
Di
pekerjaan barunya, Ted Johnson akan berusaha memaksimalkan kinerja dari 15
perwakilan penjualan. Sebagian dari interaksinya akan menyenangkan, tapi dia
sadar akan terdapatnya beberapa pemborosan yang akan ia hentikan. Sebagai
menejer Ted akan berhadapan dengan berbagai segi perilaku individu. Model ini
memasukkan tiga pengaruh penting terhadap perilaku organisasi dan memotivasi
dalam organisasi : karakteristik individu, motivasi individu, dan penghargaan.
b.
Karakteristik Individu
Karena kinerja organisasi bergantung pada
kinerja individu, menejer seperti Ted Johnson harus memiliki lebih dari sekedar
pengetahuan mengenai determinan dari kinerja individu. Psikologi sosial dan
psikologi banyak memberikan kontribusi pada pengetahuan yang relevan mengenai
hubungan antara sikap, persepsi, emosi, kepribadian, nilai, dan kinerja
individu. Manajer tidak dapat mengabaikan kebutuhan untuk memperoleh dan
menindaklanjuti pengetahuan mengenai karakteristik individu, baik tentang
bawahanya maupun tentang dirinya sendiri.
c.
Motivasi Individu
Motivasi dan kemampuan untuk bekerja saling
berinteraksi dalam menentukan kinerja. Teori motivasi berusaha menjelaskan dan
meramaikan bagaimana perilaku dari individu dibangun, dimulai, dipertahankan
dan dihentikan. Tidak seperti Ted Johnson , tak semua menejer dan para ahli
perilaku setuju mengenai teori motivasi yang terbaik. Sesungguhnya motivasi
sangatlah kompleks sehingga kita tidak mungkin memiliki senuah teori umum yang
mampu menjelaskan bagaiman motivasi dapat muncul. Namun, menejer harus berusaha
memahaminya. Mereka harus memiliki pengetahuan mengenai motivasi karena hal
tersebut berkaitan dengan kinerja.
d.
Penghargaan
Salah satu dari pengaruh yang paling kuat
terhadap kinerja individu adalah sistem penghargaan organisasi. Manajemen dapat
menggunakan penghargaan atau hukuman untuk meningkatkan kinerja, karyawan yang
ada, selain itu juga dapat menggunakan penghargaan untuk menarik karyawan yang
memiliki keterampilan bergabung dengan organisasi. Gaji, kenaikan, dan
kepemilikan saham merupakan aspek penting dari penghargaan, namun bukan itu
saja. Ted Johnson menjelaskan poin ini ketika dia berkata “saya tahu apa yang
mereka perlukan untuk berkinerja”. Kinerja dari pekerjaan sendiri dapat memberikan
penghargaan pada karyawan, terutama jika kinerja pekerjaan menimbulkan perasaan
tanggung jawab pribadi, otonomi, dan perasaan berarti.
e.
Perlaku Kelompok dan Pengaruh Interpersonal
Pengaruh interpersonal dan perilaku kelompok
juga merupakan tekanan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Dampak dari
tekanan akan diilustrasikan dalam contoh berikut ;
Kelly McCaul
mnghabiskan waktu 2 setengah tahun sebagai seorang teller di cabang First
National Bnk tersibuk. Selama ini dia menjalin hubungan pertemanan yang dekat
dengan para rekan kerjanya. Pertemanan tersebut juga berkembang diluar
pekerjaan. Kelly dan teman-temannya merupakan tim terbaik bowling antar bank.
Dua
bulan lalu kelly dipromosikan menjadi menejer cabang, dia mera bahagia dengan
tantangan yang baru tapi merasa sedikit terkejut karena beberapa kandidat lain
telah bekerja di bank tersebut lebih lama. Dia memulai pekerjaannya dengan
optimis dan yakin bahwa teman-temannya akan turut merasa senang dan
mendukungnya. Namun, karena mereka menjadi menejer cabang, berbagai hal mulai
berbeda. Kelly tidak memilii waktu luang seperti teman-temannya karena dia
sering meninggalkan kantor cabang, mendatangi pertemun menejemen di kantor
pusat. Kursus pelatiahn komputer yang harus didatanginya dua malam seminggu
telah menyebabkan dia tidak turut serta dalam acara ertemuan klub, dan dia tiak
merasa bahwa sekarang teman-temannya bersikap sedikit berbeda kepadanya.
Baru-baru ini
kelly berkata “saya tidak tahu bahwa menjadi bagian dari menejemen dapat
membuat perbedaan yang sedemikian besar. Terus terang, saya tidak pernah benar-benar
memikirkannya. Saya merasa sangat naif. Saya melihat perspektif perspektif yang
sama sekali berbeda dengan bisnis dan harus menghadapai masalah yang sebelumnya
tidak pernah saya ketahui.”
Promosi Kelly McCaul telah menjadikannya sebagai anggota lebih dari
satu kelompok. Selain menjadi anggota teman dari kelompok teman lamanya di
kantor cabang, dia juga merupakan anggota dari tim menejemen.dia menemukan
bahwa kelompok dan ekspektasi kelompok memiliki dampak yang kuat terhadap
perilaku individu dan pengaruh interpersonal.model kita meliputi empat aspek
penting dalam kelompok dan intrapersonal pada perilaku organisasi : perilaku
kelompok, perilaku antar kelompok dan konflik antar kelompok dan kekuasaan
serta politik organisasi.
f.
Perilaku dan Konflik antar kelompok
Ketika
kelompok berfungsi dan berinteraksi dengan kelompok lain, mereka mengembangkan
serangkaian karakteristik kelompok mereka sendiri yang unik, termasuk struktur,
kekompakan, peran, norma dan proses. Sebagai akibatnya, kelompok mungkin bekerja
sama atau bersaing dengan kelompok lain, dan persaingan antar kelompok dapat
menyebabkan konflik. Jika manajemen dari tempat Kelly bekerja menetapkan suatu
program insentif dengan bonus tunai untuk kantor cabang yang berhasil membawa
masuk jumlah konsumen yang paling banyak, hal ini mungkin mengakibatka
persainagn dan konflik antar cabang. Walau konflik antar kelompok mungkin akan
memberikan hasil yang menguntungkan bagi organisasi, terlalu banyak konflik
atau konflik antar kelompok yang salah mungkin memiliki dampak yang sangat
negatif. Oleh karena itu, pengelolaan konflik antar kelompok merupakan aspek
yang penting dalam mengelola perilaku organisasi.
g.
Kekuasaan dan Politik
Kekuasaan adalah kemampuan untuk membuat
seseorang melakukan sesuatu yang diinginkan atau menyebabkan sesuatu terjadi
berdasarkan cara yang anda inginkan. Banyak orang dalam masyarakat merasa
kurang nyaman dengan konsep kekuasaan, dan beberapa benar-benar tersinggung
oelhnya. Ini karena inti dari kekuasaan adalah pengendalian atas orang lain.
Bagi banyak orang Amerika, pengendalian atas orang lain seringkali merupakan
pemikiran yang ofensif. Namun, kekuasaan merpakan kenyataan dalam organisasi.
Manajer menerima kekuasaan baik dari sumber organisasi maupun individu. Manajer
harus memahami konsep kekuasaan sebagai suatu kenyataan dalam organisasi dan
peran manajerial.
MANFAAT
Adapun manfaat dari
organizing antara lain :
1.
Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan
2.
Menciptakan spesialisasi dalam pembagian tugas
3.
Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan
dalam rangka mencapai tujuan.
FUNGSI - FUNGSI
Fungsi
pengorganisasian sangat erat hubungannya dengan fungsi perencanaan, karena itu
pengoganisasian harus direncanakan. Pengertian pengorganisasian dan organisasi berbeda.
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan mrupakan suatu proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Pengorganisasian dapat diartikan penentu pekerjaan-pekerjaan yang harus
dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan menbagi-bagikan pekerjaan kepada
setiap karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan
hubungan-hubungan.
Organizing berasal
dari organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang
diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungan satu sama lain terikat oleh
hubungan terhadap keseluruhannya. Organisasi diartikan sebagai sesuatu yang
menggambarkan pola-pola, skema, dan bagan yang menunjukkan garis perintah,
kedudukan karyawan, hubungan-hubungan yang ada, dan lain sebagainya.
Menurut Nickles, Mc
Hugh and McHugh fungsi pengorganisasian antara lain :
a.
Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang ditentukan.
b.
Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab.
c.
Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan
sumber daya manusia/tenaga kerja.
d.
Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat.
Sedangkan menurut
Henry G. Hodges, fungsi organisasi antara lain :
a.
Merencanakan, menyusun, menilai/mengembangkan pola pokok/struktur
organisasi.
b.
Mengarahkan dan menyelenggarakan policy dan taktikorganisasi.
c.
Mendayagunakan tenaga kerja dengan menetapkan orang-orang yang
tepat melalui klasifikasi jabatan, uraian jabatan, analisa pada jabatannya,
pekerjaan dan evaluasi pekerjaan yang setepat-tepatnya.
d.
Membantu manajer puncak dalam merencanakan, menyusundan
menyempurnakan prosedur kerja dan tatanan kerja.
e.
Membantu manajer puncak dalam melaksanakan visualisasi rencana
kerja, program kerja dan penjadwalannya.
f.
Merencanakan pembuatan dan penggunaan formulir dalam standarisasi
tata kerja.
g.
Memelihara hubungan kerjasama antar unit,
h.
Mengevaluasi sistem laporan dan pelaksanaan program kerja
i.
Malakukan pengawasan atas pelaksanaan intruksi pemimpin
j.
Mempercepat dan mempertepat dalam proses pengambilan keputusan.
k.
Staf O dan M membantu dan membebaskan manajer puncak dari
tugas-tugas yang rutin dan teknis.
l.
Membantu menejer puncak dalam menyusun buku-buku pedoman kerja.
METODE
Metode Organizing terbagi menjadi dua, yaitu :
A. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
A. Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B. Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan gilbert (1995),
ada empat pilar (building blocks).yang menjadi dasar untuk melakukan
proses pengorganisasian, keempat pilar tersebut antara lain :
1.
Pembagian Kerja (Division of Work)
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau
pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya telah ditentukan. Keseluruhan
pekerjaan dan kegiatan yang telah direncanakan tersebut tentunya perlu
disedehanakan guna mempermudah bagaimana pengimplementasiannya. Upaya untuk
menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja
bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan sederhana dan spesifik
tersebut dinamakan sebagai pembagian kerja (division of work). Sebagai
contoh : dalam bisnis toko kain grosir, pembagian kerja dapat berupa kasir,
pelayan dan lain sebagainya. Kadangkala pembagian kerja ini juga dinamakan
tenaga kerja (division of labour), akan tetapi saat inipenggunaan
pembagian kerja lebih banyak digunakan karena pada dasarnyayang dibagi-bagi
adalah pekerjaannya bukan orang-orangnya. Adapun orang-orang merupakan pihak
yang ditugaskan atau ditunjuk untuk menjalankan setiap pekerjaan yang telah
dibagi-bagi tersebut. Proses pembagian kerja dari keseluruhan menjadi lebih
spesifik atau sederhana dan detail dinamakan pula dengan spesialisasi pekerjaan
atau job specialization. Keseluruhan pekerjaan tersebut diturunkan atau
dibagi-bagi berdasarkan kriteria tertentu yang lebih baik.
2.
Pengelompokan Pekerjaan (Departmenttalization)
Setelah pekerjaan dispesifikan, maka kemudian
pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang
sejenis. Sebagai contoh untuk bisnis restoran, pencatatan menu, pemberitahuan
menu kepada pelanggan dimeja makan bisa bisa dikelompokkan menjadi satu
departemen tertentu, katakanlah sebagai pelayan. Adapun penerimaan bon
pembayaran, pencatatan dalam mesin kasir, pencatatan penerimaan dan pengeluaran
uang, dapat dikelompokkan menjadi departemen atau bagian keuangan misalnya.
proses pengelompokan dan penamaan bagian atau kelompok menurut kriteria
tertentu disebut departementalizatian.
3.
Penentuan Relasi Antar Bagian dalam Organisasi (Hierarchy)
Setelah pekerjaan dikelompokkan atau
didepartemenkan, kita mungkin bertanya-anya berapa banyak pekerjaan yang harus
dikelompokkan untuk setiap bagian atau departemen, dan kemudian berapa banyak
orang kelompok yang perlu ada di bawah suatu bagian atau departemen ?.
pertanyaan tersebut membawa kita kepada pilar ke tiga dari proses
pengorganisasian, yaitu proses penentuan hierarkiatau relasi antar bagian
didalam organisasi.
4.
Koordinasi (Coordination)
Pilar yang terakhir dari pengorganisasian
adalah koordinasi.setelah pekerjaan selesai dibagi , ditentukan
bagian-bagiannya, hingga ditentukan hirarki organisasinya, maka langkah
berikutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah dilakukan beserta
penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan efisien ? disiniah
peran dari koordinasi diperlukan sebagai pilar terakhir dari
pengorgnisasian.koordinasi sebagaimana menurut Stoner, freeman, dan Gilbert
(1995) pada dasarnya adalah the process of integratingthe activities of
separate departments in order to persue organizational goals effectively. Koordinasi
adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dari berbagai departemen
atau bagian dari organisasi agar bagian dari organisasi dapat tercapai secara
efektif. Tanpa koordinasi, berbagai kegiatan yang dilakukan disetiap bagian
organisasi tidak akan terarah dan cenderung hanya membawa misi
masing-masingbagian. Dikhawatirkan, tidak terkoordinasinya setiap bagian pada giliran
selanjutnya makaakan menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya. Sebagai
contoh yaitu antara bagian pemasaran bagian pemasaran dan bagian keuangan. Agar
tingkat penjualan meningkat, maka bagian pemasaran mengusulkan untuk menaikkan
biaya promosi. Disisi lain, bagian keuangan mencatat bahwa semestinya biaya
diefiensikan. Jika bagian pemasaran dan bagian keuangan tidak berkoordinasi
bisa maka akan terjadi konflik kepentingan antar bagian, padahal kedua bagian
tersebut bermaksud baik kepada perusahaan. Dengan menaikkan promosi, diharapkan
enjualan akan meningkat. Disisi lain, dengan meminimalkan biaya, efisiensi
dapat ditingkatkan. Jika kedua pihak tidak berkoordinasi, misalnya bagian
keuangan menentukan batas maksimum peningkatan biaya bagi promosi, maka dapat
diperkirakan bahwa kepentingan kedua pihak tersebut tidak akan sepenuhnya
berjalan. Jik kepentingan kedua bagian tersebut tidak berjalan, maka
kepentingan organisasi juga tidak akan berjalan. Akhirnya tujuan organisasi
tidak akan tercapai secara efektif.
TAHAPAN - TAHAPAN
Menurut Richard Y.
Chang, tahapan perkembangan tim yaitu :
a.
Menetapkan arah (drive)
Pada tahap ini tim memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar
strategi yang akan ditempuh, serta menetapkan tujuan, prioritas dan prosedur
kerja.
b.
Bergerak (strive)
Pada tahap ini peran dan tanggung jawab angota tim ditetapkan
dengan jelas.
c.
Mempercepat gerak (thrive)
Pada tahap ini dimungkinkan untuk meningkatkan prodktivitas secara
maksimal.
d.
Sampai (arrive)
Tahap ini adalah tahap akhir, dimana memfokuskan pada apakah
oordinasi ini berjalan dengan maksimal.
KENDALA
Beberapa pola permaalahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik
antara lain :
a.
Kurang responsif
Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan
usur pelayanan, mulai dari tingkatan peayanan petugas sampai tingkat penanggung
jawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupu harapan
masyarakatseringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.
b.
Kurang informatif
Berbagai infomasi yang harusnya disampaikan
kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
c.
Kurang accesible
Berbagai unit pelaksanaan pelayanan terletak
jauh dari jangkauan mayarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan
pelayanan tersebut.
d.
Kurang koordnasi
Berbagai unit pelayanan yang terkait satu
dengan yang lainnya sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi
tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan
dengan instansi pelayanan lain yang terkait.
e.
Birokratis
Pelayanan pada umumnya dilakukan melalui proses
yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan
terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian masalah pelayanan, kemunginan
staf pelayanan untuk dapat menelesaikan masalah sangat kecil, dan dilain pihak
kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggung jawab pelayanan, dalam
rangka menyelesaikan masalah yang terjadi ketika peayanan diberikan, juga
sangat sulit. Akibatnya berbagai masalah pelayananmemerlukan waktu yang lama
untuk diseesaikan.
f.
Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasimasyarakat
Umumnya aparat pelayanan kurang memiliki
kemauan untuk menengar keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya,
pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya tanpa ada perbaikan dari waktu ke
waktu.
g.
Inefisiesi
Berbagai persyaratan yang diperlukan seringkali
tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.
Oleh
karena itu, apa yang dibutuhkan adalah kesadaran para pejabat tentang perlu dan
pentingnya menguasai asas asas organisasi dan mempraktikannya.
Organisasi
yang efektif, baik, efisien, serta sesuai dengan kebutuhan yang sesuai dengan
kebutuhan harus didasarkan pada asas. Beberapa asas dalam organisasi adalah
sebagai berikut :
1.
Asas tujuan organisasi (principle of organizational objectives)
Tujuan organisasi harus jelas dan rasional,
apakah bertujuan untuk mendapatkan laba ataukah memberi pelayanan. Hal ini
merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.
2.
Asas kesatuan tujuan (principle of unity of objective)
Suatu organisasi harus ada kesatuan yang ingin
dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha
untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak emiliki
kesatuan tujuan.
3.
Asas kesatuan perintah (principle of unity of command)
Setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggung jawaban hanya kepada satu orang atasan., namun satu
orang atasan dapat memrintah beberapa orang bawahan.
4.
Asas rentang kendali (principle of the span of managemen)
Seorang manajer hanya dapat secara efektif
memimpin sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9 orang. Jumlah ini
tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan.
5.
Asas pendelegasian wewenang
Pendelegasian dari seseorang atau sekelompok
orang kepada orang hendaknya jelas dan efektif sehingga seorang menejer
mengetahui wewenangnya.
6.
Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
Wewenang
dan tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung
jawab harus sama besarnya. Wewenang yang didelegasikan sehendaknya tidak
meminta pertanggung jawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiriataupun
sebaliknya.
7.
Asas tanggung jawab
Pertanggung jawaban bawahan terhadap atasan
harus sesuai dengan garis wewenang . dengan kata lain sesorang akan bertanggung
jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.
8.
Asas pembagian kerja
Pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan, atau
kegiatan-kegiatan yang sama kepada satu unit kerja hendaknya didasarkan atas
eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
9.
Asas penempatan personalia
Penempatan orang-orang pada setiap jabatan
harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan ketrampilannaya (the right
man, in the right job): mismanagement penempatan harus dihindarkan.
Evektivitas organisasi yang optimal memerlukan penemptan karyawan yang tepat.
Untuk itu harus dilakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman atas job
specifitation dari jabatan yang akan diisinya.
10. Asas jenjang
berangkai
Saluran perintah atau wewenang dari atas
kebawah harus merupakan mata rantai vertikal yang harus jelas dan tidak
terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Hal ini penting, karena dasar
organisasi yang fundamental adalah rangkaian wewnang dari atas ke bawah.
11. Asas efisiensi
Untuk mencapai tujuannya, suatu organisasi
harus mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
12. Asas kesinambungan
Organisasi harus menjamin cara-cara untuk
melangsungkan kehidupannya.
13. Asas koordinasi
Ini merupakan rangkaian dari asas-asas
organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk menyingkronkan dan
mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah pada sasaran yang ingi
dicapai.
OUTPUT
Pengorganisasian
merupakan proses yang menghubungkan orang – orang secara efektif, sehingga
mereka dapat bekerjasama dan dengan demikian memperoleh tujuan tertentu. Output
dari pengorganisasian atau hail dari pengorganisasian adalah struktur
organisasi. Definisi menurut Robbins (1994) menyatakan struktur organisasi
menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, serta
mekanisme koordinasi yang formal dan pola interaksi yang akan diikuti.
Struktur atau skema
organisasi adalah satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan saluran
wewenang serta tanggung jawab yang ada dalam organisasi. Jadi, arti organisasi
dan tipe organisasi sering disamakan, padahal keduanya adalah berbeda. Menurut
tipenya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dalam dua
macam, yaitu organisasi dengan tipe piramida dan organisasi dengan tipe
kerucut. Bentuk organisasi memandang segi tata hubungan, wewenang, dan tanggung
jawab yang ada dalam suatu organisasi.
Untuk bekerja secaa
efektif dalam organisasi, manajer harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai
struktur organisasi. Mengenai bagan organisasi di kertas atu di dinding, orang
hanya akan melihat kofigurasi dari posisi, tugas pekerjaan, dan garis otoritas
antara bagian – bagian organisasi. Stuktur organisasi sesungguhnya dapat
menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks seperti yang diilustrasikan dalam
cerita berikut:
Dr. John baru-baru
ini ditunjuk sebagai dekan sekolah bisnis di uniersitas terkemuka. Sebelum tiba
dikampus, Rice menghabiskan waktu beberapa minggu untuk mempelajari pendanaan,
program, fakultas, mahasiswa, dan struktur organisasi dari sekolah bisnis tersebut.
Dia berusaha mengembangkan daftar prioritas untuk berbagai hal yang menurut
keyakinan nya akan memerlukan perhatian dengan segera tahun pertaanya menjadi
dekan. Presiden direktur universitas telah meminta agar dia menyiapkan daftar
prioritas tersebut ketika dia tiba di universitas.
Selama pertemuan
resmi pertamanya dengan presiden direktur, Rice diminta menjawab pertanyaanyang
telah sepenuhnya diharapkan :”apakah prioritas nomor satu anda ?” Rice menjawab
:” walaupun uang selalu menjadi masalah, saya merasa yakin bahwa kebutuhan yang
paling mendesak adalah mengorganisasi ulang sekolah bisnis ini. Saat ini,
mahasiswa hanya daot mengambil jurusan di dua departemen-akuntansi dan
administrasi bisnis. Depertemen akuntansi memiliki 20 pengajar. Departemen administrasi
bisnis memiliki 43 pengajar, dengan rincian 15bdosen pemasaran, 16 dosen
manajemen, dan 12 dosen keuangan. Saya membayangkan universitas dengan 4
departemen-akuntansi, manajemen, peasaran, dan kuangan masing-masing dengan
kepalanya sendiri. Pertaa, saya merasa yakin bahwa struktur ini akan membuat
kita mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa kita dengan lebih baik. Struktur ini
terutama akan mempercepat pengembangan program utama disetiap bidang. Mahasiswa
harus mampu mengambil jurusan dsri salah satu mpat bidang tersebut jika mereka
ingin memprsiapkan diri di bursa kerja. Terakhir saya yakin bahwa struktur
organisasi semacam ini akan membuat kita lebih mudahmerekrut pengajar karena
mereka bergabung dengan kelompok yang minatnya serupa dengan minat mereka
sendiri.”
Seperti yang
ditunjukkan oleh cerita ini, sebuah struktur merupakan pola formal dari
aktivitas dan hubungan antar berbagai submit dari organisasi. Struktur
organisasi yang dihasilkan melalui keseluruhan proses tersebut kerap dikenal
sebagai struktur organisasi formal. Struktur organisasi formal ini yang
dijadikan panduan bagi seuruh anggita organisasi untuk melakukan berbagai hal
dalam upaya pencapaian tujuan. Dalam kenyataanyya, bebrapa bagian atau para
pekerja seringkali mengelompokkan diri tidak hanya berdasarkan fungsi yang
harus dilaksanakan sesuai dengan struktur organisasi yang telah dibuat, akan
tetapi juga dapat mengelompokan diri berdasarkan kesamaan tuntutan, hobi, dan
lain sebagainya. Kelompok-kelompok pekerja ini sering dinamakan dengan
organisasi informal. Seorang menejer yang baik akan tetap memperhatikan dan
mengamodasikan berbagai karakteristik pekerjaannya termasuk dngan informal
tersebut dapat embantu menejer dalam mencapai tujuan organisasi. Namun, jika
tuntutan organisasi informal ternyata tidak diakomodasi engan baik, organisasi
informal ini akan menyebabkan konflik internal yang akan menghambat tujuan
organisasi.
Kalau mau belajar lebih asyik, kamu juga bisa nonton video tematik mengenai materi diatas, yuk kunjungi dan lihat videonya
NB. Pengantar Manajemen EP UTM,090417
copyright@Via Nur Aini
Comments
Post a Comment